PERINGATAN !!!
Iklan yang muncul tergantung minat pengunjung atau karena riwayat situs lain yang pernah dikunjungi. SELENGKAPNYA

doa nabi musa melintas lautan saat dikejar firaun


Apa doa yang dibaca Nabi Musa saat melintasi lautan itu? Rasulullah ﷺ pernah mengungkapkan doa itu melalui hadits yang diriwayatkan oleh A’masy dari Syaqiq dari Abdullah bin Mas’ud. Kata Rasulullah: أَلَا أُعَلِّمُكَ الْكَلِمَاتِ الَّتِي تَكَلَّمَ بِهَا مُوسَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ حِينَ جَاوَزَ الْبَحْرَ بِبَنِي إِسْرَائِيلَ؟ فَقُلْنَا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ: قُولُوا: اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ وَإِلَيْكَ الْمُشْتَكَى، وَأَنْتَ الْمُسْتَعَانُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ. Artinya: “Maukah kamu kuajari tentang kaliamt-kalimat yang dibaca oleh Musa ﷺ ketika ia melintasi lautan bersama Bani Israil?” Kami menjawab, tentu, ya Rasulallah.” Kemudian Rasul menjawab, “Bacalah allâhumma lakal hamdu wailaikal musytaka, wa antal musta’ân, wa lâ haula wa lâ quwwata illâ billâhil ‘aliyyil adzîmi” (ya Allah, hanya milik-Mu segala puji, hanya kepada-Mu Dzat yang dimintai pertolongan. Tidak ada kekuatan untuk menjalankan sebuah ketaatan dan menghindari kemaksiatan kecuali pertolongan Allah yang maha Agung). قَالَ عَبْدُ اللَّهِ: فَمَا تَرَكْتُهُنَّ مُنْذُ سَمِعْتُهُنَّ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. قَالَ شَقِيقٌ: وَمَا تَرَكْتُهُنَّ مُنْذُ سَمِعْتُهُنَّ مِنْ عَبْدِ اللَّهِ. قَالَ الْأَعْمَشُ: وَمَا تَرَكْتُهُنَّ مُنْذُ سَمِعْتُهُنَّ مِنْ شَقِيقٍ. قَالَ الْأَعْمَشُ: فَأَتَانِي آتٍ فِي الْمَنَامِ فَقَالَ: يَا سُلَيْمَانُ , زِدْ فِي الْكَلِمَاتِ: وَنَسْتَعِينُكَ عَلَى فَسَادٍ فِينَا , وَنَسْأَلُكَ صَلَاحَ أَمْرِنَا كُلَّهُ Abdullah bin Mas’ud berkata, “Aku tidak pernah meninggalkan doa tersebut sejak saya mendengar doa itu dari Rasulullah.” Kata Syaqiq, “Aku tidak pernah meninggalkan doa tersebut sejak saya mendengar doa itu dari Abdullah.” Kata A’masy, “Aku tidak pernah meninggalkan doa tersebut sejak saya mendengar doa itu dari Syaqiq.” Kata A’masy, “Kemudian ada orang yang datang kepadaku saat aku tidur. Ada yang mengatakan, ‘Tambahilah kalimat berikut ‘wa nasta’înuka ‘alâ fasâdin fînâ’ wa nas’aluka shalâha amrina kullahu’ (dan kami meminta pertolongan Engkau atas kerusakan yang ada pada kami, dan kami minta Engkau atas kebaikan semua urusan kami’,” (At-Thabarani, Al-Mu’jam as-Shaghir, [Al-Maktab al-Islami: Beirut, 1985], juz 1, hal. 211). Doa tersebut juga bisa dibaca ketika kita menghadapi kesulitan-kesulitan yang menghimpit. Harapannya, ada “keajaiban” yang langsung datang sebagai jalan keluar dari Allah. Redaksi doa itu berisi pujian kepada Allah, pengakuan ketakberdayaan diri, serta permohonan pertolongan. Tempat mengadu paling tepat adalah Allah, bukan manusia. Meyakini bahwa Allah penyelesai masalah itu sangat penting sehingga apa pun masalahnya, kita akan mengadukan kepada Allah subhanahu wa ta’ala sebagaimana pula yang dilakukan oleh Nabi Ya’qub alaihis salam. Ketika putra kesayangan yang bernama Yusuf hilang, ia sangat bersedih hati. Nabi Ya’qub pun mengadukan cobaan berat itu kepada Allah. Hal ini dikutip dalam Al-Qur’an: إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ Artinya: “Dia (Ya’qub) menjawab ‘Hanya kepada Allah, aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.’.” (QS Yusuf: 86). Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar