Urgent! Satukan Solidaritas Bantu Warga Palestina!
#PrayForGaza
Berita sedih kembali menyelimuti kita dari saudara-saudara kita di Gaza, Palestina. Sebanyak ribuan nyawa telah berpulang akibat konflik Israel-Palestina. Menurut laporan Al Jazeera per Senin, 6 November 2023, Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza mencatat bahwa lebih dari 10.000 warga Palestina telah kehilangan nyawa, termasuk anak-anak, perempuan, dan lansia. Sementara itu, sekitar 25.000 orang menderita luka-luka akibat serangan Israel terhadap Palestina yang dimulai sejak 7 Oktober 2023.
Serangan Israel tidak mengenal batas, membuat tidak ada tempat yang aman lagi, baik di Gaza maupun di Tepi Barat. Permukiman penduduk, rumah susun, tempat pengungsian, rumah sakit, sekolah, dan universitas menjadi sasaran serangan Israel. Bahkan, sekolah PBB dan Universitas Al-Azhar di Gaza, yang seharusnya menjadi tempat perlindungan penduduk, juga tidak luput dari serangan berturut-turut.
Keruntuhan dan kehancuran bangunan di Jalur Gaza sebagai dampak dari serangan Israel sebagai balasan terhadap serangan dari Hamas. (Foto: AP Photo/Fatima Shbair via Detik.com)
Warga yang masih bertahan hidup menghadapi berbagai krisis yang melanda. Mereka kekurangan akses air, listrik, bahkan tempat tinggal. Sejumlah rumah sakit juga rusak parah akibat bombardir dan kekurangan bahan bakar untuk generator. Akibatnya, banyak jenazah warga Palestina yang masih tertinggal di truk es krim karena khawatir akan risiko jika dipindahkan ke rumah sakit, ditambah dengan kurangnya tempat pemakaman yang memadai.
Serangan Israel telah merusak beberapa rumah sakit di Gaza dan menelan korban jiwa, termasuk petugas medis. Ashraf al-Qudra, juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina, menyatakan bahwa lebih dari 100 petugas medis tewas akibat tindakan kejam Israel. Tak hanya itu, serangan juga menyasar ambulans yang diperlukan untuk mengangkut para korban.
Al-Qudra menegaskan bahwa pasukan Israel telah menyerang lebih dari 102 fasilitas kesehatan di Gaza, meskipun seharusnya fasilitas semacam itu dihormati dan terhindar dari serangan berdasarkan aturan perang.
“Sebanyak 18 dari 35 rumah sakit di Gaza dan 40 pusat perawatan primer terpaksa berhenti beroperasi akibat serangan Israel dan kekurangan bahan bakar,” ujarnya dilansir Reuters, dikutip dari NU Online pada Jumat (10/11/2023).
Kondisi salah satu lokasi di Gaza yang menjadi target serangan Israel. (Foto: Kantor Berita Palestina WAFA via NU Online)
Rumah Sakit (RS) Indonesia di Beit Lahiya, Gaza, turut menjadi korban gempuran Israel. RS ini telah menjadi tempat perlindungan bagi puluhan ribu orang yang terluka, sakit, dan menjadi pengungsi, mayoritas di antaranya adalah anak-anak dan perempuan. Direktur RS Indonesia, Atef Kahlout, mengungkapkan bahwa Israel melancarkan serangan di sekitar RS Indonesia dengan menyerangnya menggunakan 11 rudal. Karena bahan bakar yang menipis, RS Indonesia di Gaza diancam untuk berhenti beroperasi dalam waktu 24 jam atau bahkan ditutup sepenuhnya.
Potret RS Indonesia di Gaza sebelum diserang oleh Israel. (Foto: Kantor Berita Wafa via NU Online)
Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al-Shun, menyampaikan pesan penting mengenai situasi di Palestina dalam konferensi pers di Kedutaan Besar Palestina, Jakarta, pada 10 Oktober 2023.
"Saya tidak akan bicara dengan kemarahan mengenai situasi hari ini, karena hari ini hanyalah pesan solidaritas dari duta besar Arab dan dari warga Indonesia hari ini, serta dari anggota parlemen yang datang pagi ini dan juga dari duta besar Iran, semuanya memberikan pesan dukungan bagi Palestina," ujarnya, dikutip NU Online.
Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al-Shun. (Foto: NU Online)
Al-Shun menegaskan bahwa meskipun situasinya sulit, mereka percaya bahwa warga Palestina harus terus berjuang untuk meraih kemerdekaan dan menjadi negara yang merdeka seperti negara-negara lainnya.
Ia juga menyoroti situasi di Gaza, di mana semua yang berada di sana adalah warga sipil, termasuk anak-anak, perempuan, dan orang tua. "Bangunan-bangunan dihancurkan bahkan saat orang-orang masih berada di dalamnya. Semuanya adalah warga sipil, anak-anak, perempuan, dan orang tua, dan mereka merusak bangunan saat orang-orang berada di dalamnya," tambahnya.
Al-Shun menegaskan bahwa tindakan ini menunjukkan bahwa Israel mengabaikan regulasi dan aturan internasional serta aspek kemanusiaan. Ia mengundang semua pihak untuk terus mendiskusikan isu Palestina bersama-sama, mengingat bahwa ini bukan hanya masalah diplomasi tetapi juga perasaan yang mendalam bagi banyak orang, termasuk Indonesia yang telah lama berjuang mendukung Palestina.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, mengungkapkan keprihatinan atas konflik Israel-Palestina dan menyerukan penghentian kekerasan di kedua wilayah tersebut. Eskalasi konflik ini menjadi salah satu yang paling serius dalam beberapa tahun terakhir.
Gus Yahya juga mengajak seluruh pihak terkait dan masyarakat internasional untuk bertindak dengan langkah tepat dan menentukan guna mencapai penyelesaian yang adil antara Palestina dan Israel sesuai hukum internasional.
"Masyarakat internasional harus bertindak dengan langkah-langkah yang lebih decisive (menentukan) menuju penyelesaian yang adil atas masalah Israel dan Palestina sesuai hukum dan kesepakatan-kesepakatan internasional yang ada," tegasnya.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf. (Foto: NU Online)
NU, sebagai organisasi masyarakat Islam, telah lama berjuang untuk kemerdekaan Palestina, dan saat ini, mereka mengajak semua pihak untuk bersatu dalam solidaritas kemanusiaan dan membantu warga yang menjadi korban konflik di Gaza.
Dalam konteks bantuan saat ini, Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al-Shun, menyatakan bahwa akan ada akses bantuan makanan, listrik, dan pasokan air di seluruh Palestina. Namun, rincian jenis bantuan yang diharapkan dari Indonesia akan dibahas lebih lanjut dalam konferensi pers berikutnya.
Ketua LAZISNU PBNU, Habib Ali Hasan Al Bahar, mengajak seluruh masyarakat Indonesia dan dunia untuk bersatu dalam solidaritas kemanusiaan dan membantu warga yang menjadi korban konflik di Gaza.
Kerusakan di Gaza akibat serangan udara Militer Israel. (Foto: Reuters via Detik.com)
"Banyak saudara-saudara kita warga sipil Palestina, termasuk anak-anak, orang tua, dan perempuan yang menjadi korban konflik ini. Kita akan segera mengirimkan bantuan untuk mereka, dan fokus kita saat ini adalah dapat langsung menyalurkan bantuan ke Gaza," ucap Habib Ali Hasan di kantor NU Care-LAZISNU PBNU, Jakarta Pusat, pada 10 Oktober 2023.
"Mari satukan solidaritas kemanusiaan dan bantu warga Palestina!" seru Habib Ali Hasan.
Mari bersama-sama memperkuat solidaritas sebagai bangsa Indonesia, untuk membantu saudara-saudara kita di Palestina yang menjadi korban konflik dengan Militer Israel.
Demikianlah, mari kita bersama-sama mengirimkan doa, Qunut Nazilah atau Hizib Nashar, serta bantuan donasi sebagai bentuk solidaritas kita untuk bangsa Palestina. Bantuan dapat disalurkan melalui NU Care-LAZISNU melalui halaman penggalangan dana yang telah disediakan :
Tidak ada komentar