KUNCI KETENANGAN HATI: DZIKIR YANG MEMBEBASKAN JIWA DARI KEKHAWATIRAN! - laa ilaha illallah adada ma khalaqa fis sama
Di pagi yang cerah, di balik tembok rumah yang sederhana,
terhampar seorang istri Rasulullah, tengah larut dalam dzikirnya. Di depannya,
batu-batu kecil teratur tersusun, menjadi alat untuk mengukur dzikir yang ia
lantunkan. Namun, pada suatu hari, hadirlah Rasulullah, penuh kasih dan
kelembutan, untuk mengajarinya sebuah dzikir yang lebih ringan namun tak kalah
berarti.
Dengan tatapan lembut, Rasulullah menatap istrinya dengan
penuh kasih. Beliau bertanya dengan suara yang lembut, "Maukah engkau
kuberitahu cara yang lebih mudah dari itu dan lebih afdhal?" Istri beliau
tersenyum, merasa terhormat karena mendapatkan perhatian dan pengajaran
langsung dari suaminya yang mulia. Dengan tulus, ia menyatakan kesediaannya
untuk belajar.
Maka dengan penuh kelembutan, Rasulullah pun mengajarkan
dzikir yang lebih sederhana namun tak kalah penuh makna kepada istrinya.
"Maha Suci Allah sebanyak makhluk-Nya yang di langit. Maha Suci Allah
sebanyak makhluk-Nya yang di bumi. Maha Suci Allah sebanyak ciptaan-Nya yang
ada di antara keduanya. Allahu Akbar, seperti itu. Allah Maha Besar, seperti
itu. Alhamdulillah, seperti itu. Laa ilaaha illallah, seperti itu, dan laa
quwwata illa billah, seperti itu juga."
Dzikir itu mengalun dalam keheningan ruang hati istri
Rasulullah. Setiap kata yang dilantunkannya membawa kedamaian dan ketenangan
dalam dirinya. Tak lagi terpaku pada batu-batu kecil yang tersebar di tanah,
namun kini dzikirnya terhanyut dalam lautan makna kalimat-kalimat suci yang
diajarkan oleh Rasulullah. Ia merasakan keberkahan dan kedekatan dengan Sang
Pencipta dalam setiap detik dzikir yang ia lantunkan.
Dan di dalam rumah yang sederhana itu, dzikir itu menjadi jembatan yang menghubungkan hati istri Rasulullah dengan Sang Pencipta. Membawa kedamaian dan keberkahan dalam setiap langkah kehidupannya, mengisi ruang hatinya dengan cahaya iman dan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. Sebuah momen kebersamaan yang penuh berkah antara Rasulullah dan istrinya, menggambarkan kasih sayang, kelembutan, dan kebijaksanaan beliau dalam membimbing dan mendidik umatnya, bahkan dalam hal-hal yang paling sederhana sekalipun.
Tidak ada komentar