PERINGATAN !!!
Iklan yang muncul tergantung minat pengunjung atau karena riwayat situs lain yang pernah dikunjungi. SELENGKAPNYA

Maha Suci, Maha Qudus: Menggali Makna Subbuhun Qudduusur-Robbul Malaikati War-Ruh


Dalam setiap aspek kehidupan, keberadaan Tuhan selalu menjadi pusat keagungan dan kekudusan. Dalam ajaran Islam, salah satu asmaul husna yang merangkum esensi ketuhanan adalah "Subbuhun Qudduusur-Robbul Malaikati War-Ruh". Terjemahan bebasnya adalah "Maha Suci, Maha Qudus, Tuhan sekalian Malaikat dan Ruh (Jibril)".

Maha Suci dan Maha Qudus

Allah yang disebut sebagai "Subbuh" dan "Qudduus" memberikan gambaran tentang keagungan dan kekudusan-Nya. Kata "Subbuh" menunjukkan kesucian dan kebersihan yang tak terbandingkan, sementara "Qudduus" mencerminkan kekudusan-Nya yang luar biasa. Ini mengajarkan kita untuk selalu menjaga kesucian hati dan tindakan, serta merenungkan kebesaran-Nya.

Tuhan Malaikat

Penggunaan frase "Robbul Malaikati" menyiratkan bahwa Allah adalah Tuhan bagi seluruh malaikat-Nya. Ini mengingatkan kita pada keberadaan makhluk gaib yang berfungsi sebagai utusan-Nya, menjalankan tugas-tugas yang ditentukan. Sifat kekudusan dan keagungan-Nya terpancar melalui malaikat-malaikat yang taat dan penuh kasih sayang.

Tuhan Ruh (Jibril)

Kemudian, kita disampaikan bahwa Allah adalah Tuhan bagi Ruh, dengan Ruh di sini merujuk kepada Jibril. Jibril adalah malaikat yang memiliki peran penting dalam menyampaikan wahyu kepada para nabi. Pemilihan Jibril untuk disebutkan secara khusus dalam asmaul husna ini menegaskan pentingnya peran dan keberadaannya dalam menyampaikan pesan ilahi.

Implikasi dalam Kehidupan Sehari-hari

  1. Pembersihan Hati dan Perilaku: Memahami asmaul husna ini mengajarkan kita untuk senantiasa menjaga kesucian hati dan tindakan. Kesadaran akan kekudusan Allah harus tercermin dalam segala aspek kehidupan sehari-hari.
  2. Penghormatan terhadap Malaikat: Mengakui Allah sebagai Tuhan bagi seluruh malaikat mengajarkan kita untuk menghormati dan menghargai makhluk-makhluk gaib yang Allah ciptakan. Kita diingatkan untuk hidup dengan budi pekerti dan adil, sebagaimana diawasi oleh para malaikat.
  3. Kepatuhan terhadap Wahyu: Menyadari bahwa Allah adalah Tuhan bagi Ruh, yaitu Jibril, mengingatkan kita akan pentingnya ketaatan terhadap wahyu-Nya. Kesediaan untuk menerima petunjuk dan hidup sesuai dengan ajaran-Nya menjadi bagian integral dari kehidupan seorang Muslim.

Kesimpulan

Subbuhun Qudduusur-Robbul Malaikati War-Ruh adalah panggilan untuk merenungkan kekudusan dan keagungan Allah, serta mengintegrasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami arti dari asmaul husna ini, kita dapat membentuk sikap dan tindakan yang lebih bermakna, mendekatkan diri pada Allah, Tuhan yang Maha Suci dan Maha Qudus.


Tidak ada komentar