Ketika Kegalauannya Memuncak: Kisah Doa Nabi Muhammad SAW
Kehidupan
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sumber inspirasi bagi umat
Islam di seluruh dunia. Tidak hanya sebagai penyebar agama Islam, tetapi juga
sebagai contoh teladan dalam menghadapi segala cobaan dan kesulitan. Salah satu
momen yang mencatat kesabaran dan ketabahan beliau adalah ketika kegalauannya
mencapai puncaknya.
Pada suatu ketika, dalam
suasana yang mendalam dan penuh kecemasan, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa
sallam merasakan kegalauan yang mendalam. Beliau menghadapi situasi yang sulit,
hingga memunculkan kegelisahan dalam dirinya. Rasulullah yang mulia ini,
sebagai manusia, juga merasakan berbagai macam emosi, termasuk kegelisahan dan
kecemasan.
Dalam momen kegalauannya
itu, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berdiam diri. Beliau
tidak membiarkan kegelisahannya menguasai hatinya. Alih-alih terpuruk dalam
kesedihan, beliau mengambil langkah yang bijak dan menginspirasi. Beliau melakukan
tindakan sederhana yang penuh makna.
Nabi Muhammad Shallallahu
‘alaihi wa sallam mengusapkan tangannya ke kepala dan janggutnya. Tindakan ini
mencerminkan ketenangan dalam menghadapi kesulitan. Beliau menunjukkan kepada
umatnya bahwa dalam setiap kesedihan, ada langkah-langkah kecil yang bisa
dilakukan untuk meredakan kegelisahan.
Tak hanya itu, Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menghela napas panjang. Gestur
sederhana ini adalah ekspresi dari beban yang dirasakan, namun juga tanda
kesabaran dan ketenangan dalam menghadapinya. Rasulullah mencontohkan bahwa
dalam menghadapi cobaan, mengekspresikan perasaan tidaklah melulu tentang
kesedihan, namun juga tentang ketenangan.
Namun, yang paling memukau
adalah kata-kata yang keluar dari bibir Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa
sallam pada saat itu, “حَسْبِيَ اللّٰهُ, وَنِعْمَ
الْوَكِيْلُ” (Hasbiyallahu, wani’mal wakiil) yang artinya "Cukuplah
Bagiku Allah, dan Dia Sebaik-Baik Pembela". Dalam satu kalimat singkat
ini, beliau meneguhkan keyakinannya kepada Allah SWT sebagai satu-satunya
tempat bergantung dan memohon pertolongan.
Kisah ini mengajarkan
kepada kita bahwa dalam saat-saat kegelisahan dan kesedihan, kita dapat
menemukan ketenangan dan kekuatan melalui hubungan yang kuat dengan Allah SWT.
Doa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi pelipur hati bagi siapa
pun yang menghadapi cobaan dalam hidup mereka.
Tidak ada komentar