PERINGATAN !!!
Iklan yang muncul tergantung minat pengunjung atau karena riwayat situs lain yang pernah dikunjungi. SELENGKAPNYA

Ketika Kegalauannya Memuncak: Kisah Doa Nabi Muhammad SAW


Kehidupan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sumber inspirasi bagi umat Islam di seluruh dunia. Tidak hanya sebagai penyebar agama Islam, tetapi juga sebagai contoh teladan dalam menghadapi segala cobaan dan kesulitan. Salah satu momen yang mencatat kesabaran dan ketabahan beliau adalah ketika kegalauannya mencapai puncaknya.

Pada suatu ketika, dalam suasana yang mendalam dan penuh kecemasan, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam merasakan kegalauan yang mendalam. Beliau menghadapi situasi yang sulit, hingga memunculkan kegelisahan dalam dirinya. Rasulullah yang mulia ini, sebagai manusia, juga merasakan berbagai macam emosi, termasuk kegelisahan dan kecemasan.

Dalam momen kegalauannya itu, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berdiam diri. Beliau tidak membiarkan kegelisahannya menguasai hatinya. Alih-alih terpuruk dalam kesedihan, beliau mengambil langkah yang bijak dan menginspirasi. Beliau melakukan tindakan sederhana yang penuh makna.

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusapkan tangannya ke kepala dan janggutnya. Tindakan ini mencerminkan ketenangan dalam menghadapi kesulitan. Beliau menunjukkan kepada umatnya bahwa dalam setiap kesedihan, ada langkah-langkah kecil yang bisa dilakukan untuk meredakan kegelisahan.

Tak hanya itu, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menghela napas panjang. Gestur sederhana ini adalah ekspresi dari beban yang dirasakan, namun juga tanda kesabaran dan ketenangan dalam menghadapinya. Rasulullah mencontohkan bahwa dalam menghadapi cobaan, mengekspresikan perasaan tidaklah melulu tentang kesedihan, namun juga tentang ketenangan.

Namun, yang paling memukau adalah kata-kata yang keluar dari bibir Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada saat itu, “حَسْبِيَ اللّٰهُ, وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ” (Hasbiyallahu, wani’mal wakiil) yang artinya "Cukuplah Bagiku Allah, dan Dia Sebaik-Baik Pembela". Dalam satu kalimat singkat ini, beliau meneguhkan keyakinannya kepada Allah SWT sebagai satu-satunya tempat bergantung dan memohon pertolongan.

Kisah ini mengajarkan kepada kita bahwa dalam saat-saat kegelisahan dan kesedihan, kita dapat menemukan ketenangan dan kekuatan melalui hubungan yang kuat dengan Allah SWT. Doa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi pelipur hati bagi siapa pun yang menghadapi cobaan dalam hidup mereka.

Sebagai umat yang mengikuti teladan Rasulullah, kita diingatkan untuk selalu berserah diri kepada Allah SWT dalam setiap situasi. Ketika kegalauan memuncak, mari kita mengikuti contoh beliau dengan menguatkan iman, menemukan ketenangan dalam doa, dan meyakini bahwa Allah SWT adalah sebaik-baik pembela.

Tidak ada komentar